Bandar Lampung, 25 Mei 2023. Industri Jasa Keuangan memiliki peran penting dalam mendorong
perekonomian nasional dan daerah, terutama melalui pembiayaan sektor riil yang terus menggeliat.
Peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan di sektor UMKM khususnya di Provinsi Lampung, tercermin
pada posisi Triwulan I 2023 secara year on year meningkat sebesar Rp2,37 T atau naik 10,55% dari Rp25,26
T menjadi sebesar 27,64 T. Hal ini berdampak pada peningkatan share kredit UMKM sebesar 1,24% yaitu
dari sebesar 35,13% menjadi sebesar 36,38%.
“Membaiknya kondisi perekonomian khususnya di Provinsi Lampung (secara yoy, Triwulan I-2023
terhadap triwulan I-2022, mengalami pertumbuhan sebesar 4,96%, sedangkan secara q to q, triwulan I2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 0,79%) tentunya mendorong
aktivitas sosial ekonomi yang semakin tinggi dan hal ini sangat membantu pemulihan ekonomi di sektor
riil khususnya sektor-sektor yang terdampak pandemik Covid-19. Lembaga pembiayaan baik perbankan
maupun Industri Keuangan Non Bank (IKNB) seperti perusahaan pembiayaan dan fintech P2P Lending
membuka akses yang lebih luas sebagai sumber permodalan usaha bagi para pelaku UMKM. Hal ini
diharapkan akan semakin mempercepat pemulihan ekonomi baik di daerah maupun secara nasional”
ungkap Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto dalam acara Media Update Pemaparan
Kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi Lampung Triwulan I 2023, bersama insan media pada Selasa
(25/5).
Bahkan untuk sector perbankan syariah di Provinsi Lampung mencatat pertumbuhan dua digit baik untuk
pembiayaan maupun penghimpunan dana pihak ketiga masyarakat. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (BUS/UUS) mengalami pertumbuhan pembiayaan secara year on year sebesar 23,34% atau
meningkat Rp780 Miliar dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) pembiayaan meningkat sebesar
15,58% atau meningkat Rp96 Miliar. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga di masing-masing jenis
perbankan syariah tersebut di atas mencapai pertumbuhan year on year sebesar 11,20% (BUS/UUS) dan
13,78% (BPRS). Pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga yang cukup signifikan ini diharapkan juga
mampu menggerakan ekosistem ekonomi berbasis syariah di Provinsi Lampung.
Kinerja Perbankan
Penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di Provinsi Lampung menunjukkan optimisme dan
berfungsinya lembaga intermediasi dengan baik, yang tercermin dari penyaluran kredit/pembiayaan
posisi triwulan 1-2023 yang mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan 1-2022 (yoy) yaitu
meningkat sebesar Rp4.065 M atau 5,65% yaitu dari sebesar Rp71,91 T menjadi sebesar Rp75,98 T.
Namun jika dibandingkan dengan triwulan 4-2022 (ytd) mengalami kontraksi sebesar Rp821 M atau 1,07%
yaitu dari sebesar Rp76,80 T menjadi Rp75,98 T. Berdasarkan sektor ekonomi penurunan terjadi pada
sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi (Rp1,27 T) serta perantara keuangan (Rp590,25 M).
Dari sisi total Aset Perbankan di Provinsi Lampung posisi triwulan 1-2023, tercatat mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan triwulan 1-2022 yaitu meningkat sebesar 5,10% dari sebesar Rp110,65 T
menjadi sebesar Rp116,29 T. Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan 4-2022 Total Aset
Perbankan di Provinsi Lampung tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,11% dari sebesar Rp116,42 T
menjadi sebesar Rp116,29 T yang didorong dari adanya kontraksi dari penyaluran kredit.
Untuk Penghimpunan DPK Provinsi Lampung posisi triwulan 1-2023 tercatat mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan triwulan 1-2022 yaitu meningkat sebesar 5,48% dari sebesar Rp59,40 T menjadi
sebesar Rp62,66 T. Jika dibandingkan dengan triwulan 4-2022 penghimpunan DPK Provinsi Lampung
tercatat juga meningkat sebesar 1,49% dari sebesar Rp61,74 T menjadi Rp62,66 T.
Kinerja kualitas kredit secara nasional di Triwulan I 2023 juga semakin membaik dibandingkan triwulan I
2022. Pada Triwulan 1 tahun 2023 perbankan di Provinsi Lampung sudah cukup dapat mengendalikan
kualitas kredit yaitu dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL) gross dari periode sebelumnya
posisi Maret 2022 sebesar 4,33% menjadi sebesar 2,51%. Penurunan NPL tersebut didorong adanya
penurunan kredit bermasalah khususnya Bank Umum Konvensional sebesar Rp1,19 T atau 2,20%.
Kinerja Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Provinsi Lampung, nilai outstanding piutang pembiayaan di Lampung
tumbuh 18,13% yoy pada Maret 2023 menjadi sebesar Rp9,35 T, didukung pembiayaan multiguna dan
investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 12,70% yoy dan 18,35% yoy dengan penyaluran piutang
pembiayaan terbesar pada sektor Perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor sebesar 36,93% serta sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,75%.
Untuk Perusahaan pergadaian, hingga Maret 2023, jumlah penyaluran pinjaman di Provinsi Lampung
tumbuh 16,77% yoy atau sedikit di atas nasional, meningkat Rp100,30 M tercatat sebesar Rp698,50 M
pada Maret 2023 dengan jumlah nasabah yang juga terus tumbuh tercatat sebanyak 235.510 kontrak.
Penyaluran pembiayaan Mekaar pada Maret 2023, tercatat tumbuh sebesar 27,92% yoy, meningkat
sebesar Rp388,68 M dan tercatat sebesar Rp1.781 M pada Maret 2023 dengan NPL sedikit meningkat
menjadi sebesar 0,06% (Februari 2023: 0,04%).
Untuk kinerja Perusahaan Asuransi, pendapatan premi asuransi di Provinsi Lampung meningkat sebesar
47,40% yoy, meningkat sebesar Rp215,03 M atau tercatat menjadi sebesar Rp668,70 M pada Maret 2023
yang didorong oleh peningkatan premi asuransi umum sebesar Rp276,94 M (158,48% yoy) atau sebesar
Rp451,68 M pada Maret 2023. Sementara premi asuransi jiwa di Lampung terkontraksi sebesar 22,19%
yoy, turun sebesar Rp61,90 M atau tercatat sebesar Rp451,68 M pada Maret 2023.
Kinerja Industri Fintech Peer-to-Peer Lending dan Pasar Modal
Pertumbuhan kinerja Fintech P2P Lending di Provinsi Lampung dari sisi outstanding tumbuh sebesar
50,07% yoy, meningkat Rp0,28 T menjadi Rp0,84 T. Sementara penyaluran dana oleh pemberi pinjaman
di Provinsi Lampung tercatat terkontraksi sebesar 14,33% yoy, menurun sebesar Rp1,83 M menjadi
Rp10,95 M.
Kinerja Pasar Modal pada TW I 2023 mencatat SID total di Provinsi Lampung tumbuh 32,21% yoy,
meningkat 63.636 SID tercatat sebanyak 261.177 SID pada Maret 2023 atau 2,44% dari total SID nasional
yang mencapai 10.695.044 SID dengan jumlah investor terbanyak berada di Kota Bandar Lampung sebesar
87.934 SID atau 35,04% dari total investor di Lampung. Jenis SID didominasi oleh SID S-INVEST yang
meningkat sebesar 71,67% atau 253.816 dan SID C-BEST sebesar 25,74% atau 91.169.
Transaksi saham di Lampung menunjukkan tren menurun sejak akhir tahun 2022. Rata rata penurunan
transaksi saham sebanyak Rp 186 M dari periode Des 2022 – Maret 2023. Penurunan transaksi saham di
Provinsi Lampung pada awal tahun disebabkan adanya (pada awal tahun pelaku pasar masih aksi wide
and see dari pelaku pasar mengamati prospek ekonomi tahun 2023) dimana kondisi perekonomian baru
pulih dari pandemi. Selain itu, pelaku pasar masih menunggu kebijakan Bank Central AS (The Fed) dan
Bank Indonesia mengingat adanya kenaikan suku bunga The Fed pada awal tahun. Kondisi penurunan
transaksi saham ini dialami secara nasional.
Hingga 30 Maret 2023, sudah terdapat 16 platform SCF berizin OJK dengan jumlah penerbit sebanyak 376,
jumlah pemodal sebanyak 145.908 dan total dana yang tersalurkan sebanyak Rp 817,68 M.
Untuk membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat atau investor retail, saat ini di Provinsi Lampung
sudah terdapat 16 Galeri Investasi, 11 di Perguruan Tinggi/Sekolah yang tersebar di Metro dan Bandar
Lampung serta 5 diantaranya di Desa yang tersebar di Lampung Selatan dan Pesawaran.
Dengan adanya Galeri Investasi BEI diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga
penyebaran informasi pasar modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah dan
sekitarnya baik untuk kepentingan sosialisasi dan pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk
kepentingan ekonomis atau alternatif investasi.
Untuk mempermudah masyarakat khususnya para pelaku usaha UMKM mengakses informasi dan
kredit yang murah, mudah dan cepat yang disediakan oleh lembaga jasa keuangan di Lampung melalui
website Pasar Kredit Murah Lampung yang dapat diakses di www.pakemlampung.id. Website ini selain
menjadi ajang business matching secara online antara UMKM dengan penyedia produk jasa keuangan dari
Bank Umum, Bank Umum Syariah, BPR, BPRS, Lembaga Pembiayan Ekspor Impor (LPEI), Pergadaian, PNM,
Fintech P2P Lending dan Bank Wakaf Mikro, juga ditujukan untuk memerangi rentenir dan pinjol illegal
yang kerap tidak membantu masyarakat namun justru membebani pelaku usaha UMKM dengan lilitan
utang.
“Tercatat per Maret 2023 terdapat 60 pengajuan pembiayaan kepada 10 lembaga penyalur dengan total
nominal sebesar Rp3,58 M. Melalui website ini diharapkan masyarakat Lampung dapat mencari
informasi dan pengajuan awal pinjaman/pembiayaan dengan lebih mudah tanpa harus datang ke kantor
Bank terlebih dahulu” tandas Bambang.
Sebagai penutup, Layanan konsumen yang diterima selama Triwulan 1 2023 sebanyak 324 layanan
konsumen, yaitu 76 layanan pengaduan, 233 layanan pertanyaan dan 15 Layanan informasi. Sedangkan
untuk SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan), selama Triwulan 1-2023 OJK Lampung telah
memberikan layanan kepada masyarakat sebanyak 1.567 permohonan.